Taman Bungkul Surabaya

Taman Bungkul. Surabaya merupakan ibukota Jawa Timur. Salah satu kota besar di Indonesia ini punya banyak tempat untuk dijadikan tujuan wisata akhir pekan. Kota berjuluk, Indamardi (industri, dagang, maritim dan pendidikan-red) ini, memiliki sejumlah taman kota yang punya daya tarik wisata Indonesia.

Taman Bungkul termasuk salah satu taman kota di Surabaya yang banyak didatangi wisatawan. Taman ini berada di Jalan Raya Darmo Surabaya. Tidak jauh dari lokasi, terdapat masjid besar Al-Fallah dan Kebun Binatang Surabaya.



Taman Bungkul termasuk taman kota yang istimewa karena dilengkapi arena bermain skateboard dan roller blade. Kelebihan ini tidak dijumpai di taman-taman kota lainnya di Surabaya.

Pada hari Minggu dan liburan sekolah, taman yang bersebelahan dengan kompleks makam Ki Ageng Bungkul atau Sunan Bungkul ini ramai dikunjungi wisatawan. Kunjungan kami ke lokasi wisata ini pun terasa spesial, karena mengajak serta keponakan yang menghabiskan liburan akhir tahunnya ke Surabaya.

Berenam, kami berangkat dari Gresik menuju Taman Bungkul Surabaya. Pengunjung taman tidak dibebani biaya masuk. Area parkir mobil dan kendaraan roda dua tersedia di sekeliling taman.

Bagi Anda yang datang dari luar Surabaya, bila ingin berkunjung ke Taman Bungkul bisa naik kendaraan umum dari terminal Kota Joyoboyo. Dari terminal angkotan kota tersebut, Anda bisa memilih angkutan apa saja yang penting melewati Jalan Raya Darmo.

Warung-warung makan atau food court terorganisir secara rapi di taman kota ini. Menu-menu kuliner khas Surabaya seperti rujak cingur, lontong balap wonokromo, lontong mie, semanggi suroboyo menjadi kuliner favorit bagi pengunjung. Pedagang kaki lima yang menjajakan kue-kue juga tidak mau ketinggalan berebut pembeli. Mereka dengan antusias menawarkan barang dagangannya.

Taman Bungkul juga dikenal sebagai objek wisata religi. Tepat di sebelahnya terdapat kompleks makam seorang aulia bernama Ki Ageng Bungkul atau yang dikenal Sunan Bungkul. Beliau sebenarnya masih mertua Sunan Giri dari Gresik.

Seorang juru kunci makam menjelaskan kepada kami, kalau dulu seorang bangsawan Majapahit bernama Ki Ageng Bungkul yang tinggal di Surabaya membuat sayembara. Isi sayembara itu yakni, barangsiapa berhasil memetik buah delima dari pohon di pekarangan rumah Ki Ageng Bungkul, maka ia akan dinikahkan dengan Dewi Wardah yang cantik jelita, putri bangsawan Majapahit itu.

Pohon delima itu bukan sembarang pohon. Setiap orang yang memetik buahnya akan tewas. Tetapi rejeki berpihak kepada Raden Paku yang kemudian bergelar Sunan Giri itu.

Disarikan dari Kompasiana

0 comments